Bulan madu adalah momen yang didambakan setiap pasangan suami istri yang baru menikah. Namun tidak demikian dengan pasangan pengantin Ria (25) dan Candra (25), warga Lingkungan Madegan, Kelurahan/Kecamatan Wlingi, Blitar.
Di saat menikmati masa bulan madu itu, justru mereka merusaknya sendiri.
Penyebabnya, karena dipicu soal urusan ranjang.
Yakni, keduanya bertengkar hingga terjadi penganiayaan.
Tanpa sebab yang jelas, Ria, guru SDN di Kecamatan Doko, Kabupaten Blirar, dihajar suaminya.
Buntutnya, sehari kemudian, Candra ditangkap di rumahnya, Minggu (9/10/2016) siang.
Kompol Hari Mujiarto, Kapolsek Wlingi, menuturkan, mencuatnya kasus itu setelah korban melapor ke Polsek Wlingi, Sabtu (8/10/2016) siang.
Dalam laporannya, korban mengaku habis dihajar suaminya, Sabtu dini hari atau pukul 02.00 WIB.
Saat itu korban sedang tidur dengan suaminya di kamar rumahnya.
Saat korban tidur itu, dibangunkan suaminya, kemudian diajak hubungan suami istri.Namun, korban menolak karenaberalasan sedang kecapekan.
“Katanya, siangnya habis mengajar dan banyak tugas di sekolahnya,” tutur Hari.
Karena korban
menolak diajak berhungan badan, suaminya tersingung dan langsung emosi.
Korban dipukul di wajahnya, hingga keningnya memar.
Tak kuat menahan sakit, korban dini hari itu berteriak-teriak minta tolong.
Namun, mulutnya langsung disumpal dengan bantal dan kain seprai oleh pelaku.
Itu terjadi di dalam kamarnya.
“Korban mengaku sulit nafas. Dalam kondisi seperti itu, korban malah dihajar pahanya, hingga tak bisa jalan karena memar,” paparnya.
Usai menghajar istrinya, dini hari itu juga, pelaku langsung pulang ke rumahnya, yang berjarak sekitar 60 meter dari rumah mertuanya.
Sebab, selama menikah seminggu lalu, pengantin baru itu masih menumpang di rumah orang tua korban.
“Siangnya, korban bercerita ke orang tuanya, dan selanjutnya diantarkan melapor ke sini,” ungkap Hari.
Dari hasil visumnya, papar Hari, memang korban mengalami luka memar pada kening dan kedua pahanya.
Kata korban, itu akibat dipukul suaminya dengan tangan kosong.
Sehari kemudian, Candra ditangkap dan mengakui semua perbuatannya.
Bahkan, ia mengaku sudah minta maaf namun istrinya tak mau memaafkan.
“Saat ini, ia langsung kami tahan,” pungkas Hari.
Di saat menikmati masa bulan madu itu, justru mereka merusaknya sendiri.
Penyebabnya, karena dipicu soal urusan ranjang.
Yakni, keduanya bertengkar hingga terjadi penganiayaan.
Tanpa sebab yang jelas, Ria, guru SDN di Kecamatan Doko, Kabupaten Blirar, dihajar suaminya.
Buntutnya, sehari kemudian, Candra ditangkap di rumahnya, Minggu (9/10/2016) siang.
Kompol Hari Mujiarto, Kapolsek Wlingi, menuturkan, mencuatnya kasus itu setelah korban melapor ke Polsek Wlingi, Sabtu (8/10/2016) siang.
Dalam laporannya, korban mengaku habis dihajar suaminya, Sabtu dini hari atau pukul 02.00 WIB.
Saat itu korban sedang tidur dengan suaminya di kamar rumahnya.
Saat korban tidur itu, dibangunkan suaminya, kemudian diajak hubungan suami istri.
“Katanya, siangnya habis mengajar dan banyak tugas di sekolahnya,” tutur Hari.
Karena korban
menolak diajak berhungan badan, suaminya tersingung dan langsung emosi.
Korban dipukul di wajahnya, hingga keningnya memar.
Tak kuat menahan sakit, korban dini hari itu berteriak-teriak minta tolong.
Namun, mulutnya langsung disumpal dengan bantal dan kain seprai oleh pelaku.
Itu terjadi di dalam kamarnya.
“Korban mengaku sulit nafas. Dalam kondisi seperti itu, korban malah dihajar pahanya, hingga tak bisa jalan karena memar,” paparnya.
Usai menghajar istrinya, dini hari itu juga, pelaku langsung pulang ke rumahnya, yang berjarak sekitar 60 meter dari rumah mertuanya.
Sebab, selama menikah seminggu lalu, pengantin baru itu masih menumpang di rumah orang tua korban.
“Siangnya, korban bercerita ke orang tuanya, dan selanjutnya diantarkan melapor ke sini,” ungkap Hari.
Dari hasil visumnya, papar Hari, memang korban mengalami luka memar pada kening dan kedua pahanya.
Kata korban, itu akibat dipukul suaminya dengan tangan kosong.
Sehari kemudian, Candra ditangkap dan mengakui semua perbuatannya.
Bahkan, ia mengaku sudah minta maaf namun istrinya tak mau memaafkan.
“Saat ini, ia langsung kami tahan,” pungkas Hari.