Rosidah Herawati menceritakan peristiwa janggal sebelum kasus pembunuhan sadis terjadi di rumah keluarga Dodi Triono di Pulomas Utara, nomor 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur. Rosi adalah ibunda Amalia Calista Putri Pahlevi atau Amel (10).
"Senin pukul 14.00 siang, Amel telpon saya dan bilang Gemma menangis. Namun, pas saya tanya Gemma menangis kenapa kakak (sapaan Amel), telpon terputus. Kemudian malamnya saya telpon Amel anak saya sudah nggak aktif, Gemma ditelpon juga nggak aktif nomornya," kata Rosi di ruang jenazah Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (27/12).
Amel dan Gemma adalah sahabat. Mereka meninggal dunia secara tragis bersama Dodi Triono (59), Diona Arika Andra Putri (16 tahun, anak Dodi), Yanto dan Tasrok (40). Yanto dan Tasrok adalah supir. Sementara lima korban lainnya selamat yaitu Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13 tahun, anak ketiga Dodi), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy. Sebelas korban disekap di dalam kamar mandi sempit sejak Senin (26/12/2016) dan baru ditemukan pagi tadi.
Diduga, saat Rosi menelepon Amel, pelaku sudah mulai beraksi di dalam rumah Dodi.
Rosi menceritakan sebelum kejadian itu, Amel menginap di rumah Gemma sejak Minggu (25/12/2016).
"Hari Minggu Amel pamit ke saya mau ke rumah Gemma sekalian menginap di sana. Dia dijemput supir keluarga Gemma jam 11.00 pagi," kata dia.
Ketika menelepon Amel, Rosi sama sekali tak berpikir aneh-aneh.
"Saya nggak ada firasat apa-apa sebelumnya," ujar dia.
Selama ini, Amel memang sering menginap di sana.
"Amel sering main di sana. Saya juga sangat dekat dengan keluarga Pak Dodi," tutur dia.
Penyidik telah selesai mengambil sidik jari keenam jenazah korban pembunuhan sadis di perumahan Pulomas Utara.
"Sudah mengambil sidik jari, diidentifikasi luka - luka luar lima korban. Nanti akan disusul satu jenazah yang sudah meninggal di Rumah Sakit Kartika Pulomas akan dimintakan autopsi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di lokasi.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara, kata Argo, tidak ditemukan barang berharga milik korban yang hilang. Semua barang di rumah mewah milik Dodi Triono masih di tempatnya.
"Untuk hasil olah TKP, sementara tidak ditemukan barang - barang yang hilang. Masih ada di tempat barang -barang yang ada," kata dia.
Kendati demikian, polisi belum mau menyimpulkan motif pembunuhan tersebut.
"Jadi penyidik masih mencari motif yang belum ditemukan," ujar Argo. "Ini masih pembunuhan ya. Bukan perampokan karena tidak ada barang yang hilang. Tapi ada korban dan ada penyekapan ya."
Ketika ditanya berapa pelaku yang bisa melakukan aksi sesadis itu dengan korban sebelas orang, Argo belum dapat menjelaskan.
"Kami masih lidik belum tahu jumlahnya mudah- mudahan segera ya," ujar Argo.