Hidup itu sangat sederhana, seperti adanya malam dan pagi akan mewarkan mentari. Hidup tidak mungkin selalu sedingin es, atau sebasah huja dengan diiringi badai yang bergemuruh. Hidup adalah suatu anugrah yang harus kita syukuri, yang harus kita perjuangkan, yang harus kita relakan.
Dalam hidup, kita sendiri yang membuatnya rumit, membuatnya galau, membuatnya serasa menyakitkan. Padahal di blaik badai pasti ada pelangi yang menyambut, dan di balik dinginnya es pasti ada bunga yang siap-siap untuk tumbuh..
Aku tidak takut, bukan berarti aku benar-benar merelakan mu. Tapi aku coba untuk menenangkan kegelisahan yang selama ini hadir dalam fikiranku. Aku tidak takut, sebenarnya menunjukan di mana rasa takut itu. Aku tidak takut ini, membutktikan kalau aku benar-benar sangat takut kehilanganmu..
Tapi hidupmu milikmu seutuhnya, aku hanya seorang yang berharapa menjadi bagian dari hari-hari mu. Aku yang selalu berdoa tanpa kau tau agar hari-hari itu menjadi nyata. Aku yang selalu gembira, hanya dengan melihat keseharian mu di media sosial tanpa kau tau.
Meski bibirimu tak berkata, bukan berarti ku tak merasa. Kalau rasa ini mungkin tidak akan terbalas sesuai dengan harapan yang ku simpan. Ikhlas ku bersama mu, jika seandainya hari itu tiba dan di sampingmu bukan aku. (Jomloo)