Sebuah kompleks pemakaman berusia 3.400 tahun yang berisi 40 kuburan tua telah berhasil ditemukan oleh tim peneliti dari Swedia di daerah Arkeologi Gebel El Silsila, tepatnya di wilayah Awsan bagian selatan Mesir. Mereka meyakini bahwa kuburan tersebut merupakan kuburan dari kekaisaran baru Mesir.
Maria Nilsson selaku Arkeolog dari Universitas Lund yang sekaligus direktur dari penelitian tersebut menyatakan bahwa hasil penelitian yang telah mereka temukan merupakan sebuah awal saja dan bukan hasil akhir dari pencarian.
Dilansir dari Egyptstreet.com (01/04/2016), Nilsson berkata,“Sejauh ini kami telah mendokumentasikan lebih dari 40 makam, termasuk sebuah kuil kecil di tepi sungai Nil.”
Kompleks pemakaman yang berada di tenggara kuil Sobek dan sebelah barat laut situs Amenhotep IV ini ditemukan 5 kuburan yang ukurannya sangat luas. Dari hasil data yang didapat menunjukkan bahwa pemakaman untuk pria, wanita dan anak-anak dibedakan berdasarkan ukuran pada situs tersebut.
Selain itu terdapat pula batu pemujaan di sebuah ruang yang berbentuk kamar kecil dan beberapa ruang lagi terdapat anak tangga yang menuju ke sebuah kamar persegi serta sebuah akses masuk yang disegel oleh batu yang sangat besar.
Dari penelitian tersebut ditemukan sisa-sisa mumi, artefak, peti mati berhias, cincin segel yang rumit, manik-manik dan juga jimat. Mereka cukup kesulitan menganalisa identitas mumi tersebut dikarenakan kurangnya prasasti di dinding makam yang biasanya menunjukkan silsilah dari mumi tersebut.
Nilsson menambahkan bahwa banyak makam yang terlihat kondisinya sangat buruk dimana mengalami erosi karena naiknya air laut yang mengandung garam.
Secara garis besar, makam yang ada di sana merupakan makam dari mereka yang berstatus sosial tinggi dan hingga kini peneliti terus berusaha mengungkap berbagai macam makam yang seakan saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Dari penelitian tersebut ditemukan sisa-sisa mumi, artefak, peti mati berhias, cincin segel yang rumit, manik-manik dan juga jimat. Mereka cukup kesulitan menganalisa identitas mumi tersebut dikarenakan kurangnya prasasti di dinding makam yang biasanya menunjukkan silsilah dari mumi tersebut.
Nilsson menambahkan bahwa banyak makam yang terlihat kondisinya sangat buruk dimana mengalami erosi karena naiknya air laut yang mengandung garam.
Secara garis besar, makam yang ada di sana merupakan makam dari mereka yang berstatus sosial tinggi dan hingga kini peneliti terus berusaha mengungkap berbagai macam makam yang seakan saling berhubungan satu dengan yang lainnya.