Tidak mungkin ada rasa nyaman, jika sebelumnya tidak ada komunikasi yang menimbulkan kedekatan. Kita saling mengenal dan memperkenalkan diri. Mulai dari masalah kuliah, sampai hal-hal pribadi bersama keluarga. mungkin inilah kita, dua anak manusia yang sedang mengenal cinta. satu kata berjuta makna, yang bisa membuat hati berdebar tak menentu saat jauh apalagi bertemu.
Kau seperti memberikan harapan, mungkin tidak dengan nyaring kau ucapkan tapi sangat jelas aku rasakan. Perhatian yang aku rasakan berbeda dengan teman-teman yang lain, dengan segala sesuatu tentangmu yang membuatku takut untuk kehilangan. Sampai aku pernah bermimpi untuk memulai hidup bersamamu di masa yang akan datang. Tapi entah kapan.
Tapi maaf bang, hati saya bukan tempat persinggahan yang bisa seenaknya datan pergi sesuka hati. Datang dengan membawa harapan, dan pergi menyimpan kenangan. Sungguh itu perbuatan yang tidak bertanggungjawab. Meninggalkan seorang wanita yang sudah menaruh hati dan kepercayaan kepada seorang pria. Mungkin akan sulit untuk menghapus semua ingatan yang telah terisi oleh namamu dan menggantinya dengan lembaran baru yang bersih.
Jika benar-benar serius, aku akan dengan sabar menunggumu. Menunggumu datang kerumah dengan senyum dan sapa kehangatan untuk menjalankan sunnahnya. Menunggumu meraih apa-apa yang sedang kau kejar, tapi jika diperbolehkan “ Mari Kita Kejar Bersama Mimpi-mimpi Itu”. Bersama antara kau dan aku, yang akan saling menguatkan. Apakah itu tidak indah bagimu.
jika semua perhatian yang aku terjemahkan sebagai harapan adalah sebuah ilusi. Lebih baik kau bersikap biasa-biasa saja, kaerna melupakan seseorang yang pernah singgah di hati itu sungguh sangat susah. Jangan sampai kita menjadi dua anak manusia yang saling melupakan dan seperti tidak pernah ada pertemuan.
Tapi aku berharap, jawabanmu adalah apa-apa yang selalu ada dalam untaian doa-doaku. Tidak kurang dan tidak lebih, karena kita bersama untuk saling melengkapi bukan untuk mengungguli.