Hai kamu yang kemarin baru saja ku minta untuk meninggalkan “rumah” ku. Kamu tau aku bersunguh-sungguh ingin menjadikan tulisan ini sebagai persembahan terakhirku untukmu. Setelah sekian lama, setelah hampir 2 tahun semua berjalan sebegini bodohnya, aku pikir memang perjalanan panjang ini terlalu bodoh bagiku, terlalu bodoh aku menenggelamkan diri pada kisah yang memang hanya akan membawaku ke negeri dongeng.
Kemarin aku memintamu untuk pergi karena sebuah alasan, aku memintamu pergi agar tidak mengganggu hatimu, tidak membebankan pikiranmu, karena “rumah” ku adalah tempatku mengutarakan segalanya, sesuatu yang baik ataupun yang buruk, segala sesuatu tentangmu, tentangku dan tentang apa saja yang dilihat mataku, apa saja yang didengar oleh telingaku. Dan aku tidak mau kamu terlalu cepat memasuki “dunia” ku yang seperti itu.
Kemudian aku memberanikan diri menyapamu, untuk sekedar basa basi sebenarnya, untuk sekedar menunjukkan padamu bahwa keinginanku untuk membuatmu pergi bukanlah karena kemarahan, tapi apa yang aku dapatkan? Oke, aku terima sikap mu padaku bagaimanapun itu. Aku yakin segala kesalahan itu bersumber dariku sepenuhnya, aku adalah orang yang lebih dulu mengusikmu, mungkin itu juga yang ingin kamu sampaikan padaku. Untuk semua itu aku MINTA MAAF.
Dan hari ini aku menemukan sesuatu. Bukankah aku pernah dengan jujur berkata padamu bahwa aku seringkali men-stalk akun sosmed mu? Iyakan? Dan hari ini aku menemukan sesuatu, sebuah fakta yang mungkin menjadi jawaban bagiku, juga menjadi alasan untuk segera melupakanmu, menghapuskanmu dari hati dan pikiranku. Ataukah aku harus tabayyun dulu? Atau tolong jelaskan sedikit makna dari komentar-komentar di akun FB mu. Aku pikir aku cukup mengenalmu dalam hal ini, percakapan kita terakhir kali juga membuatku membaca hal semacam itu. Tapi apa yang terjadi selama sebulan terakhir ini? Sebegini cepatkah hatimu berpaling dari jalan yang seharusnya? Apakah kamu paham bahwa itu tak lagi berada pada koridornya? Ini bukan tentang hatiku, memang benar aku kecewa, aku sedikit terluka, tapi bukan karena “dia”, semua semata-mata karenamu, karena aku seperti tak mengenalmu, aku seperti kehilanganmu setelah sebulan kamu tak berada satu Negara denganku. Sejak Desember lalu aku adalah seseorang yang sedang berjuang, berjuang untuk kembali menemukan fokusku dan abai terhadap apapun tentangmu. Aku mencoba mengatur hatiku agar tetap baik-baik saja, paling tidak cukup terlihat baik-baik saja di depan siapapun, meski mungkin tidak sedang baik sama sekali. Bahkan aku harus terus berpura-pura terlihat baik-baik saja dalam segala hal yang berhubungan denganmu, yah tentu saja harus seperti itu. Aku ingin sekali menjadikan tulisan ini tulisan terakhirku untukmu, tulisan terakhir yang bercerita tentangmu.
Aku akan sedikit menggambarkan bagaimana aku padamu. Aku menginginkanmu menjadi bagian penting dalam hidupku, entah sejak kapan dan kenapa hatiku memilihmu. Aku hanya memahami bahwa aku bahagia ketika kamu bahagia, kamu tertawa, kamu dalam keadaan baik dan kamu menaiki tangga demi tangga untuk meraih impianmu. Aku senang meski hanya sekedar menjadi penonton tanpa membantu apapun, karena aku yakin bahwa bait-bait do’aku akan selalu melindungimu. Masih ada begitu banyak hal yang tidak bisa kugambarkan, tidak bisa kuceritakan. Kelak jika kamu merasa perlu untuk tau segala sesuatunya, datanglah padaku, bertanyalah apapun yang ingin kamu tau, hari ini aku berjanji akan menjawab dengan jujur semua pertanyaanmu tanpa ragu. Aku rasa aku harus segera menyelesaikan kisah ini denganmu sesegera mungkin, sebelum kamu duduk di pelaminan bersama seseorang yang telah kamu pilih, begitupun denganku. Karena aku mengirim do’a yang banyak agar segera menikah tahun ini, bahkan sebelum aku menyelesaikan studiku. Itulah alasan mengapa aku begitu acuh tak acuh untuk menyelesaikannya. Aku sedang menunggu Ramadhan tahun ini, aku menunggu waktu yang tepat untuk bicara pada ayahku tentang ini. Ramadhan tahun ini mungkin jatuh pada bulan juni, bulan dimana semua cerita ini dimulai. Bicaralah jika kamu merasa perlu untuk bicara. TERIMA KASIH.
[ ef.belajarmenulis.gmail.com ]
forex, forex trading, trading forex, forex trader, broker forex, forex online, fx forex , trade forex, forex fx, forex online trading, online forex, forex calendar, forex signal, market forex, info forex, forum forex, forex trading system, forex bonus, news forex, forex chart, forex analysis, scalping forex, forex system, live forex, trading forex online