Kehidupan rumah tangga memang
memerlukan sikap saling pengertian antara suami dan istri. Sikap saling pengertian tersebut tidak didapat tumbuh jika diantara suami istri tidak memiliki kepekaan terhadap kondisi psikologis satu sama lain terutama suami.
memerlukan sikap saling pengertian antara suami dan istri. Sikap saling pengertian tersebut tidak didapat tumbuh jika diantara suami istri tidak memiliki kepekaan terhadap kondisi psikologis satu sama lain terutama suami.
Sumber: Google.com |
Suami sebagai pemimpin rumah tangga perlu memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kondisi psikologis istri karena istri sebagai wanita memiliki perasaan yang halus. Ada kalanya sikap suami yang terlihat kecil dapat membuat istri sedih atau pun bahagia.
Berikut beberapa perilaku suami yang dapat membahagiakan istri:
1. Tidak mencela masakan atau hasil pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan istri
Memasak bagi sebagian istri bisa jadi merupakan hal yang sangat berat dilakukan. Bukan hanya karena pengalaman yang mungkin minim, tapi juga karena memang istri tidak memiliki minat bakat atau motorik yang kurang baik untuk memasak. Misalkan, sering tidak sengaja menjatuhkan sesuatu atau kurang peka memberi rasa pada masakan.
Bagi istri yang kondisinya seperti itu, maka memasak menjadi hal yang sangat berat baginya. Meski begitu, jika sang istri tetap mencoba memasak demi keluarga, jangan sepelekan usahanya dengan mencela hasil masakannya. Walaupun rasanya mungkin hambar atau anyep atau terlalu asin, hargailah dengan tidak mencelanya. Mengatakan rasa sesungguhnya dari hasil masakannya akan membuat istri sedih dan menjadi tidak percaya diri lagi untuk mencoba memasak. Hendaknya para suami mencontoh Rasulullah SAW yang tidak pernah mencela makanan.
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak sekali-kali mencela makanan. Jika Baginda menyukainya Baginda memakannya, dan jika Baginda tidak menyukainya Baginda akan meninggalkannya. (tidak memakannya).” (HR. Bukhari)
2. Berusaha keras memenuhi kebutuhan rumah tangga meskipun istri bekerja
Menjadi kewajiban setiap suami memenuhi setiap kebutuhan rumah tangga. Akan tetapi, ada kondisi di mana kebutuhan rumah tangga lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan suami sehingga mengharuskan istri bekerja. Atau kondisi lain di mana sebelum menikah, si istri sudah lebih dulu bekerja dengan niat mencari nafkah agar bisa membantu perekonomian keluarga.
Jika kondisinya demikian yakni istri bekerja, tidak menghilangkan kewajiban suami untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Apalagi, sampai menggantungkan kebutuhan rumah tangga pada pendapatan istri.
Suami hendaknya menunjukkan sikap lebih bekerja keras dan berusaha agar dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga melalui pendapatannya. Sikap bekerja keras dan berusaha tersebut akan membuat istri terharu dan akan lebih ikhlas membantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga melalui pendapatan yang didapatnya.
Sebaliknya, jika suami tidak menunjukkan sikap tersebut, maka istri akan merasa tidak terlindungi karena ia yang menjadi sandaran dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Ketahuilah para suami, istri yang bekerja itu lelah fisik dan jiwa. Harus berangkat pagi pulang sore ditambah ketika tiba di rumah harus melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga. Belum lagi ketika di kantor. Terkadang menghadapi pekerjaan kantor yang menumpuk atau bertemu rekan kerja yang lidah dan sikapnya sangat mengganggu.
Hal-hal tersebut sangat melelahkan jiwa dan raga istri. Karena itu pada suami, janganlah bergantung pada pendapatan istrimu. Berusahalah agar tidak menyentuhnya hingga istrilah yang dengan ikhlas menyerahkan pendapatannya kepadamu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
3. Tidak melulu memegang HP saat bersama
Adalah hal yang jamak ditemui saat ini pasangan suami istri yang raganya bersama namun jiwanya berada di tempat yang berbeda. Itu karena masing-masing sibuk dengan HP atau gawai (gadget) yang ada di tangannya.
Terutama suami. Seolah-olah tidak ada yang lebih menarik selain HP di tangannya. Dari bangun tidur hingga menjelang tidur coba para suami perhatikan, manakah waktu Anda yang lebih banyak Anda habiskan, apakah bersama istri atau bersama HP Anda? Atau jangan-jangan Anda lebih khawatir ketinggalan HP dibanding ketinggalan istri.
Wahai para suami, sesunguhnya istri lebih membutuhkan Anda daripada HP Anda. Cobalah sisihkan HP Anda saat bersama istri Anda. Tatap matanya ketika bicara. Perhatikanlah setiap gerak geriknya dan ceritanya meskipun tidak menarik atau cerita yang sudah diulang ribuan kali. Tempatkanlah diri Anda dengan respon terbaik. Jangan alihkan wajah Anda menghadap gadget Anda. Itu akan membuat istri Anda sedih dan merasa terabaikan.
4. Menggunakan panggilan sayang di HP
Ketika telah menikah, biasanya pasangan suami istri akan memanggil dengan panggilan sayang. Bahkan Rasulullah pun memiliki panggilan sayang kepada istrinya, Aisyah Ra yakni Yaa Humaira yang artinya yang berpipi merah.
Apa yang dilakukan Rasulullah SAW dapat menjadi contoh bagi para suami agar memiliki panggilan sayang kepada istrinya. Panggilan sayang tersebut, tidak hanya diucapkan saat memanggil tapi juga saat memberi nama di kontak HP.
Sangat mengeherankan dan sedih bagi istri jika suaminya membuat nama di kontak HPnya nama yang lain bahkan nama yang seperti merahasiakan nama asli. Meskipun dengan alasan demi menjaga keamanan. Alangkah baiknya jika suami menamai kontak istrinya di HP dengan panggilan sayang sebagai tanda bukti bahwa istri adalah orang yang spesial.
5. Merespon comment/like/tag postingan istri di media sosiaL
Media sosial semakin banyak ragamnya. Termasuk penggunanya adalah pasangan suami istri. Ada kalanya istri yang ketika membuka akses media sosial memposting atau memberikan like atau berkomentar dengan mentag suami.
Berharap agar yang dilakukannya tersebut mendapatkan respon yang baik dari suami. Namun, seringkali suami tidak peduli dengan apa yang dilakukan istri. Bahkan tidak merespon sedikitpun atau memprotes tindakan istri karena merasa terganggu dengan apa yang dilakukan si istri.
Ketahuilah para suami, respon Anda yang acuh seperti itu akan membuat istri merasa tidak dihargai. Apalagi, media sosial dilihat banyak orang dan tidak adanya respon Anda akan membuat orang lain menduga-duga apa yang terjadi diantara Anda dan istri.
Berikut beberapa perilaku suami yang dapat membahagiakan istri:
1. Tidak mencela masakan atau hasil pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan istri
Memasak bagi sebagian istri bisa jadi merupakan hal yang sangat berat dilakukan. Bukan hanya karena pengalaman yang mungkin minim, tapi juga karena memang istri tidak memiliki minat bakat atau motorik yang kurang baik untuk memasak. Misalkan, sering tidak sengaja menjatuhkan sesuatu atau kurang peka memberi rasa pada masakan.
Bagi istri yang kondisinya seperti itu, maka memasak menjadi hal yang sangat berat baginya. Meski begitu, jika sang istri tetap mencoba memasak demi keluarga, jangan sepelekan usahanya dengan mencela hasil masakannya. Walaupun rasanya mungkin hambar atau anyep atau terlalu asin, hargailah dengan tidak mencelanya. Mengatakan rasa sesungguhnya dari hasil masakannya akan membuat istri sedih dan menjadi tidak percaya diri lagi untuk mencoba memasak. Hendaknya para suami mencontoh Rasulullah SAW yang tidak pernah mencela makanan.
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak sekali-kali mencela makanan. Jika Baginda menyukainya Baginda memakannya, dan jika Baginda tidak menyukainya Baginda akan meninggalkannya. (tidak memakannya).” (HR. Bukhari)
2. Berusaha keras memenuhi kebutuhan rumah tangga meskipun istri bekerja
Menjadi kewajiban setiap suami memenuhi setiap kebutuhan rumah tangga. Akan tetapi, ada kondisi di mana kebutuhan rumah tangga lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan suami sehingga mengharuskan istri bekerja. Atau kondisi lain di mana sebelum menikah, si istri sudah lebih dulu bekerja dengan niat mencari nafkah agar bisa membantu perekonomian keluarga.
Jika kondisinya demikian yakni istri bekerja, tidak menghilangkan kewajiban suami untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Apalagi, sampai menggantungkan kebutuhan rumah tangga pada pendapatan istri.
Suami hendaknya menunjukkan sikap lebih bekerja keras dan berusaha agar dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga melalui pendapatannya. Sikap bekerja keras dan berusaha tersebut akan membuat istri terharu dan akan lebih ikhlas membantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga melalui pendapatan yang didapatnya.
Sebaliknya, jika suami tidak menunjukkan sikap tersebut, maka istri akan merasa tidak terlindungi karena ia yang menjadi sandaran dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Ketahuilah para suami, istri yang bekerja itu lelah fisik dan jiwa. Harus berangkat pagi pulang sore ditambah ketika tiba di rumah harus melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga. Belum lagi ketika di kantor. Terkadang menghadapi pekerjaan kantor yang menumpuk atau bertemu rekan kerja yang lidah dan sikapnya sangat mengganggu.
Hal-hal tersebut sangat melelahkan jiwa dan raga istri. Karena itu pada suami, janganlah bergantung pada pendapatan istrimu. Berusahalah agar tidak menyentuhnya hingga istrilah yang dengan ikhlas menyerahkan pendapatannya kepadamu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
3. Tidak melulu memegang HP saat bersama
Adalah hal yang jamak ditemui saat ini pasangan suami istri yang raganya bersama namun jiwanya berada di tempat yang berbeda. Itu karena masing-masing sibuk dengan HP atau gawai (gadget) yang ada di tangannya.
Terutama suami. Seolah-olah tidak ada yang lebih menarik selain HP di tangannya. Dari bangun tidur hingga menjelang tidur coba para suami perhatikan, manakah waktu Anda yang lebih banyak Anda habiskan, apakah bersama istri atau bersama HP Anda? Atau jangan-jangan Anda lebih khawatir ketinggalan HP dibanding ketinggalan istri.
Wahai para suami, sesunguhnya istri lebih membutuhkan Anda daripada HP Anda. Cobalah sisihkan HP Anda saat bersama istri Anda. Tatap matanya ketika bicara. Perhatikanlah setiap gerak geriknya dan ceritanya meskipun tidak menarik atau cerita yang sudah diulang ribuan kali. Tempatkanlah diri Anda dengan respon terbaik. Jangan alihkan wajah Anda menghadap gadget Anda. Itu akan membuat istri Anda sedih dan merasa terabaikan.
4. Menggunakan panggilan sayang di HP
Ketika telah menikah, biasanya pasangan suami istri akan memanggil dengan panggilan sayang. Bahkan Rasulullah pun memiliki panggilan sayang kepada istrinya, Aisyah Ra yakni Yaa Humaira yang artinya yang berpipi merah.
Apa yang dilakukan Rasulullah SAW dapat menjadi contoh bagi para suami agar memiliki panggilan sayang kepada istrinya. Panggilan sayang tersebut, tidak hanya diucapkan saat memanggil tapi juga saat memberi nama di kontak HP.
Sangat mengeherankan dan sedih bagi istri jika suaminya membuat nama di kontak HPnya nama yang lain bahkan nama yang seperti merahasiakan nama asli. Meskipun dengan alasan demi menjaga keamanan. Alangkah baiknya jika suami menamai kontak istrinya di HP dengan panggilan sayang sebagai tanda bukti bahwa istri adalah orang yang spesial.
5. Merespon comment/like/tag postingan istri di media sosiaL
Media sosial semakin banyak ragamnya. Termasuk penggunanya adalah pasangan suami istri. Ada kalanya istri yang ketika membuka akses media sosial memposting atau memberikan like atau berkomentar dengan mentag suami.
Berharap agar yang dilakukannya tersebut mendapatkan respon yang baik dari suami. Namun, seringkali suami tidak peduli dengan apa yang dilakukan istri. Bahkan tidak merespon sedikitpun atau memprotes tindakan istri karena merasa terganggu dengan apa yang dilakukan si istri.
Ketahuilah para suami, respon Anda yang acuh seperti itu akan membuat istri merasa tidak dihargai. Apalagi, media sosial dilihat banyak orang dan tidak adanya respon Anda akan membuat orang lain menduga-duga apa yang terjadi diantara Anda dan istri.