Jika hanya membaca judulnya, mungkin banyak yang tidak percaya. Atau bahkan mentertawakannya. Tapi jika melihat data dan fakta yang disajikan, anda akan terkejut mengetauhi Benua Amerika ditemukan oleh pelaut nusantara.
Miguel Pericas of Cadiz, penulis yang ikut serta dalam petualangan Columbus mencatat, 5 Desember 1492 mereka berlabuh di ujung tanjung Cuba sebelah Timur.
“Kami menyentuh pantai…tapi penduduk melarikan diri…kemudian kami berlabuh di sebuah pelabuhan yang indah, yang oleh admiral (Columbus–red) diberi nama Port Conception,” tulis Pericas.
Serombongan awak kapal Columbus menangkap seorang perempuan muda. Dia meronta saat dihadapkan pada sang admiral.
Tak dimacam-macamin. Columbus malah menganugerahinya berbagai cinderamata dan pakaian.
Dua jam kemudian, “suatu rombongan yang besar jumlahnya datang ke pantai dan di tengah-tengahnya seorang tokoh di atas tandu. Itulah pemuka mereka, yakni Cacique (Keucik),” tulis Pericas.
Mereka saling bertegur sapa, beramah tamah. Rombongan Columbus pun dijamu bak sahabat yang lama tak jumpa. “Kami dijamu secara raja-raja,” ungkap Pericas.
Di halaman berikut catatan harian Pericas, dikisahkan bahwa Keucik muda itu adalah kepala pemerintahan setempat.
Ia, tulis Pericas, menceritakan kepada kami bahwa Keucik besar dari negeri tersebut, yang beroleh panggilan Guacanagari (Kuasanagari), sudah mengetahui kedatangan kami, dan sudah dalam perjalanan untuk menyambut kami. Kota kedudukannya terletak tiga hari perjalanan sepanjang pesisir.
Joesoef Sou’yb dalam buku Pelaut Indonesia Menemukan Benua Amerika Sebelum Columbus, menafsir bahwa masyarakat yang menyambut kedatangan Columbus saat “menemukan” benua Amerika adalah orang Sumatera.
“Istilah keucik di dalam tata pemerintahan di dunia cuma dijumpai di daerah Aceh. Dan istilah kuasanagari di dalam tata pemerintahan di dunia cuma dijumpai di daerah Minang,” ungkapnya.
Tafsir Joesoef tak lah berlebihan bila menelaah ulang secara baik-baik laporan juru tulis Columbus.
[Koran Pesbuk Media Indonesia]
Miguel Pericas of Cadiz, penulis yang ikut serta dalam petualangan Columbus mencatat, 5 Desember 1492 mereka berlabuh di ujung tanjung Cuba sebelah Timur.
“Kami menyentuh pantai…tapi penduduk melarikan diri…kemudian kami berlabuh di sebuah pelabuhan yang indah, yang oleh admiral (Columbus–red) diberi nama Port Conception,” tulis Pericas.
Serombongan awak kapal Columbus menangkap seorang perempuan muda. Dia meronta saat dihadapkan pada sang admiral.
Tak dimacam-macamin. Columbus malah menganugerahinya berbagai cinderamata dan pakaian.
Dua jam kemudian, “suatu rombongan yang besar jumlahnya datang ke pantai dan di tengah-tengahnya seorang tokoh di atas tandu. Itulah pemuka mereka, yakni Cacique (Keucik),” tulis Pericas.
Mereka saling bertegur sapa, beramah tamah. Rombongan Columbus pun dijamu bak sahabat yang lama tak jumpa. “Kami dijamu secara raja-raja,” ungkap Pericas.
Di halaman berikut catatan harian Pericas, dikisahkan bahwa Keucik muda itu adalah kepala pemerintahan setempat.
Ia, tulis Pericas, menceritakan kepada kami bahwa Keucik besar dari negeri tersebut, yang beroleh panggilan Guacanagari (Kuasanagari), sudah mengetahui kedatangan kami, dan sudah dalam perjalanan untuk menyambut kami. Kota kedudukannya terletak tiga hari perjalanan sepanjang pesisir.
Joesoef Sou’yb dalam buku Pelaut Indonesia Menemukan Benua Amerika Sebelum Columbus, menafsir bahwa masyarakat yang menyambut kedatangan Columbus saat “menemukan” benua Amerika adalah orang Sumatera.
“Istilah keucik di dalam tata pemerintahan di dunia cuma dijumpai di daerah Aceh. Dan istilah kuasanagari di dalam tata pemerintahan di dunia cuma dijumpai di daerah Minang,” ungkapnya.
Tafsir Joesoef tak lah berlebihan bila menelaah ulang secara baik-baik laporan juru tulis Columbus.
[Koran Pesbuk Media Indonesia]