Aku mungkin bukan orang yang sangat spesial di matamu atau mungkin aku bukan orang yang terpandang menurut kacamata pengamatanmu, aku hanya seorang yang biasa, makhulk yang banyak sekali kesalahannya dan aku juga bukan orang yang harus selamanya berteman dengan orang baik, aku adalah aku yang begini adanya tanpa ada rekayasa yang aku manipulasi sehingga kamu masuk dalam ilusi tentangku.
Suatu saat kita pernah kenalan, aku menyapamu dengan lembut berharap kamu membalasnya dengan baik juga, tapi kau tak hiraukan itu. Sehingga aku mulai memberanikan diri untuk kembali menyapamu dengan nada yang sedikit ingin diperhatikan, seketika itu juga kau memperhatikanku namun masih dalam suasana yang acuh. Hingga aku beranikan untuk mengungkapkan isi hatiku padamu dengan sebaik mungkin, aku ungkapkan isi sebenarnya hatiku, namun tetap kau tak memperdulikanku.
Baca juga: Aku Takut Kamu Pergi Dan Tak Akan Kembali
Ya sudahlah, maafkan aku yang sempat mengenalmu walau tak lama, mungkin waktu itu kita hanya sebatas berkenalan biasa yang tak ada makna yang sangat berarti hingga kau putuskan untuk menutup hatimu padaku sampai waktu yang tak tahu. Aku hanya berharap kamu adalah impianku yang masih terus menyala tak peduli tembok besar telah memisahkan kita, mungkin mustahil bagiku untuk membuatmu bersanding disampingku, tapi Tuhan punya caranya agar kamu sadar akulah yang pantas untukmu.
[Bandung, 14 Februari 2016]