Semua yang kau hawatirkan belum tentu benar, kecemasan dalam melangkah hanya akan membuat usiamu semakin berkurang. Itu berarti mempersempit waktu kebersamaan kita kelak. Bukannya kita tidak ingin saling membebani hati dengan saling memendam rindu tanpa tau kapan akan bertemu dalam ikatan yang suci.
Jangan takut menikah, aku akan menjadi pendamping yang bersyukur apa pun keadaannya. Yakinlah, hadirku untuk menjadi pendampingmu. Bukan untuk menambah beban hidup mu. Aku percaya, jika doa ku dan usaha mu menjadi satu. Allah akan malu jika tidak mewujudkan dan semesta mendukung akan semua usahamu.
Apa yang harus kau takuti. Biaya pernikahan yang mahal agar terlihat mewah di mata kerabat dan teman. Tidak, kita buat sesederhana mungkin dengan tujuan mengharap ridhonya dan tidak mendzalimi salah satu keluarga. Kau masih takut kalau nanti kita kekurangan, tau kah logika Allah itu lebih sempurna. Karena rizki ku dan rizki mu akan terkumpul jadi satu. Pernah lihat burung di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang kembali dalam keadaan perutnya penuh dengan makanan. Itu kuasa Alllah yang harus kita yakini.
Diri ini mungkin masih belajar untuk menjadi wanita Sholehah, tapi dengan hadirmu dan gigihnya usahamu menenagkan hati ku. saya siap untuk berpuasa, dari pada makan dari harta yang tak halal. Dan dahirnya dirimu dalam syukur, cukup membuatku merasa berkecukupan dengan kehidupan dunia.
Bukannya nanti kita akan mati, dan yakinkan aku kalau kita akan bertemu di syurga. Bimbing aku dalam takwa, dan aku akan mendampingimu dalam ikhlas.
Jadi apa yang kau takutkan, kita kita masih ada iman dengan meyakini semua janji-janji-Nya. Jadi apa yang harus kau takutkan, jika semangat muda untuk terus berusaha dalam hidup masih ada dalam diri-diri kita. Jadi apakah rasa takut itu mash ada dalam dadamu, dan mengiklaskan nama ku di sebut oleh seseorang yang bukan kamu di hadapan penghulu.