Allahu Akbar, Ahli Hadist Ini Sembuh Dari Kebutaan Secara Mengejutkan │ Ahli hadist ini semasa kecilnya merupakan seorang anak yang mengalami kebutaan. Dengan nama kecil Muhammad bin Ismail, sosok dewasanya ternyata lebih dikenal dengan nama Imam Bukhari.
Semasa kecil, kehidupannya sungguh menyedihkan karena saat itulah ia telah ditinggal oleh ayahnya sehingga ia pun menjadi seorang anak yatim. Ibunyalah yang membesarkan sekaligus mendidiknya hingga tumbuh dewasa.
Ibunya merupakan seorang muslimah yang taat dan rajin beribadah kepada Allah Ta’ala. Saat anaknya divonis menderita kebutaan, semakin rutinlah ia mengerjakan ibadah sebagai bentuk permohonan kepada Allah atas derita anaknya tersebut. Siang dan malam senantiasa diisinya dengan doa. Pun ketika siang, ibunya tak henti-hentinya berpuasa. Ibunda Imam Bukhari memang wanita yang shalihah karena tidak mengenal lelah dalam beribadah karena malamnya pun ia isi dengan qiyamul lail yang dipenuhi deraian air mata.
Setiap hari sang ibunda tercinta terus berdoa sembari berprasangka baik terhadap apa yang menjadi ketetapan dari Allah. Dan suatu malam, ia bermimpi bertemu dengan sosok Nabi Ibrahim ‘Alaihi Salam yang berkata kepadanya,
“Wahai muslimah, sungguh Allah telah mengembalikan kedua penglihatan putramu karena engkau sering berdoa kepadaNya.” Demikian yang diucapkan Nabi Ibrahim dalam mimpi tersebut.
Dengan izin Allah, penglihatan Imam Bukhari kecil pun sama seperti yang diucapkan Nabi Ibrahim dalam mimpi sang ibunda. Sungguh betapa bahagia dan bersyukurnya Ibu Imam Bukhari kepada Allah Ta’ala yang telah mengabulkan doanya.
Kesyukuran sang ibunda semakin bertambah manakala melihat perkembangan keilmuan anaknya yang semakin meningkat. Imam Bukhari mampu menghafal 100 ribu hadist shahih dengan sanad-sanadnya yang lengkap. Ia pun mampu menghafal sekitar 200 ribu hadist yang dianggap dhaif. Dengan izin Allah, ia pun mampu menghafal sebuah kitab hanya dengan sekali baca dan menghafal hadist dari perkataan ulama hanya dalam satu kali dengar.
Allah telah memuliakan Imam Bukhari dan ibundanya dimana telah dituturkan dalam Mukaddimah Fathul Bari karangan Ibnu Hajar Al Asqalani.
Sungguh sebuah pembelajaran yang sangat berharga untuk kita sebagai orang tua agar senantiasa untuk tidak henti-hentinya berdoa demi kebaikan anak-anak kita. Sudahkah atau pernahkah kita bersungguh-sungguh berdoa kepada Allah ketika anak sedang menghadapi suatu masalah?
Dalam kehidupan ini, tidak selamanya kecerdasan ataupun kekayaan mampu menjamin ikhtiar yang kita usahakan. Hanya doalah yang mampu menembus dinding keterbatasan tersebut dan hanya Allah-lah yang mampu mengubahnya.
Tak heran jika Allah yang Maha Rahim menawarkan kepada kita sebagai hambaNya dengan ucapan,
“Ud’unii astajib lakum (Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan)”.
Karenanya mari seimbangkan antara ikhtiar dan doa agar hasil yang diharapkan bisa tercapai. Aamiin
Semasa kecil, kehidupannya sungguh menyedihkan karena saat itulah ia telah ditinggal oleh ayahnya sehingga ia pun menjadi seorang anak yatim. Ibunyalah yang membesarkan sekaligus mendidiknya hingga tumbuh dewasa.
Ibunya merupakan seorang muslimah yang taat dan rajin beribadah kepada Allah Ta’ala. Saat anaknya divonis menderita kebutaan, semakin rutinlah ia mengerjakan ibadah sebagai bentuk permohonan kepada Allah atas derita anaknya tersebut. Siang dan malam senantiasa diisinya dengan doa. Pun ketika siang, ibunya tak henti-hentinya berpuasa. Ibunda Imam Bukhari memang wanita yang shalihah karena tidak mengenal lelah dalam beribadah karena malamnya pun ia isi dengan qiyamul lail yang dipenuhi deraian air mata.
Setiap hari sang ibunda tercinta terus berdoa sembari berprasangka baik terhadap apa yang menjadi ketetapan dari Allah. Dan suatu malam, ia bermimpi bertemu dengan sosok Nabi Ibrahim ‘Alaihi Salam yang berkata kepadanya,
“Wahai muslimah, sungguh Allah telah mengembalikan kedua penglihatan putramu karena engkau sering berdoa kepadaNya.” Demikian yang diucapkan Nabi Ibrahim dalam mimpi tersebut.
Dengan izin Allah, penglihatan Imam Bukhari kecil pun sama seperti yang diucapkan Nabi Ibrahim dalam mimpi sang ibunda. Sungguh betapa bahagia dan bersyukurnya Ibu Imam Bukhari kepada Allah Ta’ala yang telah mengabulkan doanya.
Kesyukuran sang ibunda semakin bertambah manakala melihat perkembangan keilmuan anaknya yang semakin meningkat. Imam Bukhari mampu menghafal 100 ribu hadist shahih dengan sanad-sanadnya yang lengkap. Ia pun mampu menghafal sekitar 200 ribu hadist yang dianggap dhaif. Dengan izin Allah, ia pun mampu menghafal sebuah kitab hanya dengan sekali baca dan menghafal hadist dari perkataan ulama hanya dalam satu kali dengar.
Allah telah memuliakan Imam Bukhari dan ibundanya dimana telah dituturkan dalam Mukaddimah Fathul Bari karangan Ibnu Hajar Al Asqalani.
Sungguh sebuah pembelajaran yang sangat berharga untuk kita sebagai orang tua agar senantiasa untuk tidak henti-hentinya berdoa demi kebaikan anak-anak kita. Sudahkah atau pernahkah kita bersungguh-sungguh berdoa kepada Allah ketika anak sedang menghadapi suatu masalah?
Dalam kehidupan ini, tidak selamanya kecerdasan ataupun kekayaan mampu menjamin ikhtiar yang kita usahakan. Hanya doalah yang mampu menembus dinding keterbatasan tersebut dan hanya Allah-lah yang mampu mengubahnya.
Tak heran jika Allah yang Maha Rahim menawarkan kepada kita sebagai hambaNya dengan ucapan,
“Ud’unii astajib lakum (Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan)”.
Karenanya mari seimbangkan antara ikhtiar dan doa agar hasil yang diharapkan bisa tercapai. Aamiin