Imam Muslim Rahimahullahu Ta’ala menyampaikan sebuah riwayat agung dari Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq. “Aku mandi bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dari satu bejana. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mendahuluiku sampai aku berkata, ‘Tinggalkan untkku. Tinggalkan untukku.”
Dalam kelanjutan riwayat yang dikutip oleh Salim A Fillah dalam Bahagianya Merayakan Cinta ini disebutkan, “Waktu itu, keduanya berjanabat (mandi wajib).”
Lihatlah. Beliau yang mulia telah memberi contoh terbaik. Mandi. Berdua. Saling rebut air dan alat mandi, hingga terbit senyum dan tawa renyah dari keduanya.
Dalam riwayat lain oleh Imam Abdurrazaq dan Ibnu Abi Syaibah Rahimahumallahu Ta’ala, dikisahkan dari Ummul Mukminin Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Aku biasa mandi bersama dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dari satu bejana. Kami terbiasa memasukkan tangan kami bersama-sama ke dalam satu bejana.”
Inilah teladan nan mulia. Beliau tidak hanya melakukannya dengan saalah satu istrinya, tapi dengan istrinya yang lain. Beliau melakukan
itu sebagai salah satu teladan yang memiliki banyak hikmah.
Perhatikanlah. Inilah sunnah yang tidak hanya bisa menautkan hati dan membuat cinta di antara kalian saling bertambah, tapi juga dijanjikan pahala yang agung di dunia dan akhirat.
Tidak usah malu. Sebab dia sudah halal untukmu. Tidak usah enggan. Sebab ini akan sangat mengesankan. Jangan banyak beralasan. Sebab amalan ini akan membuat kalian saling menerima satu dengan lainnya secara sempurna.
Sering-seringlah melakukan ini, jika kondisinya memang memungkinkan. Berdua. Dari ember yang sama. Cukup dengan satu gayung. Bergantianlah. Atau bersama-samalah memasukkan tangan. Saling mengguyur, saling membersihkan, saling menabur sabun sembari menggosok dan mengusap secara lembut di tubuh pasangan. Bersihkan; dengan sedikit tekanan tenaga dan banyak cinta nan bertabur rindu ketulusan.
Jika anak-anak sudah besar, jadwalkan saat anak-anak tidak di rumah. Atau bisa mengupayakan rumah lain yang memungkinkan untuk ditinggali berdua.
Jika memang benar-benar tidak bisa, tetaplah setia menyiapkan handuk dan pakaian untuk pasangan. Lalu bergegaslah masuk ke dalam kamar setelah ia selesai membersihkan badannya. Selanjutnya, keringkan badan dan rambutnya dengan sepenuh cinta. Jangan lupa, bantu ia untuk mengenakan pakaian; dalam ataupun luar.
Wallahu a’lam.
Dalam kelanjutan riwayat yang dikutip oleh Salim A Fillah dalam Bahagianya Merayakan Cinta ini disebutkan, “Waktu itu, keduanya berjanabat (mandi wajib).”
Lihatlah. Beliau yang mulia telah memberi contoh terbaik. Mandi. Berdua. Saling rebut air dan alat mandi, hingga terbit senyum dan tawa renyah dari keduanya.
Dalam riwayat lain oleh Imam Abdurrazaq dan Ibnu Abi Syaibah Rahimahumallahu Ta’ala, dikisahkan dari Ummul Mukminin Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Aku biasa mandi bersama dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dari satu bejana. Kami terbiasa memasukkan tangan kami bersama-sama ke dalam satu bejana.”
Inilah teladan nan mulia. Beliau tidak hanya melakukannya dengan saalah satu istrinya, tapi dengan istrinya yang lain. Beliau melakukan
itu sebagai salah satu teladan yang memiliki banyak hikmah.
Perhatikanlah. Inilah sunnah yang tidak hanya bisa menautkan hati dan membuat cinta di antara kalian saling bertambah, tapi juga dijanjikan pahala yang agung di dunia dan akhirat.
Tidak usah malu. Sebab dia sudah halal untukmu. Tidak usah enggan. Sebab ini akan sangat mengesankan. Jangan banyak beralasan. Sebab amalan ini akan membuat kalian saling menerima satu dengan lainnya secara sempurna.
Sering-seringlah melakukan ini, jika kondisinya memang memungkinkan. Berdua. Dari ember yang sama. Cukup dengan satu gayung. Bergantianlah. Atau bersama-samalah memasukkan tangan. Saling mengguyur, saling membersihkan, saling menabur sabun sembari menggosok dan mengusap secara lembut di tubuh pasangan. Bersihkan; dengan sedikit tekanan tenaga dan banyak cinta nan bertabur rindu ketulusan.
Jika anak-anak sudah besar, jadwalkan saat anak-anak tidak di rumah. Atau bisa mengupayakan rumah lain yang memungkinkan untuk ditinggali berdua.
Jika memang benar-benar tidak bisa, tetaplah setia menyiapkan handuk dan pakaian untuk pasangan. Lalu bergegaslah masuk ke dalam kamar setelah ia selesai membersihkan badannya. Selanjutnya, keringkan badan dan rambutnya dengan sepenuh cinta. Jangan lupa, bantu ia untuk mengenakan pakaian; dalam ataupun luar.
Wallahu a’lam.