Sebenarnya wanita hanya butuh kepastian, sebuah bukti kalau kau memang layak untuk diperjuangkan. Menikah bukan masalah seberapa besar mahar, tapi seberapa keberanian untuk melamar. Buktikan bahwa kau adalah pria yang layak untuk di pertahankan, pria yang mau berjuang bersama.
Jangan menunggu mapan baru nikah, karena hidup terlalu singkat jika dihabiskan untuk menunggu kemapana. Bagaimana kalau kita berjuang bersama, karena bagiku tidak menjadi masalah jika pernikahan dilaksanakan dengan sederhana. Tidak jadi soal jika nanti kita hidup bersama dengan hanya mengontrak rumah. Dengan setia bersamamu, sudah lebih dari cukup membuatku bahagia.
Setiap perjuangan pasti mengalami kegagalan, mau kah kau ajarkan padaku kesetiaan saat keterpurukan. Mau kah kau jadikan aku seorang pendamping hidup yang menemani dari Nol. Dari titik awal perjuangan aku bertahan, aku hanya minta kesetiaan pada saat di puncak kesuksesan. Kita ajarkan makna dari sebuah perjuangan pada anak-anak kita, agar kelak mereka jauh dari sikap manja.
Emang kamu gak mau ngundang temen kamu ke nikahan cepet-cepet, ia nikahan, ikahan kita. Gak bosen emang jadi tam uterus, lalu kapan kita yang ngundang tamu. Kayaknay sudah sampe hafal kaliamat ijab kabulnya, karena keseringan hadir di resepsi orang.