Saat pintu hatimu kau tutup, bukan berarti aku harus merengek-rengek di depan beranda cintamu. Aku sudah berulangkali mencoba untuk bisa mengetuk hatimu semampu yang aku bisa, tapi mungkin aku salah alamat. Mungkin itu alasan kenapa rasa ini tidak pernah kau sapa, sungguh tidak adil jika hanya diriku saja yang cinta. Sungguh tidak adil.
Aku tidak harus menghabiskan waktu untuk menunggu, menunggu seseorang yang belum pasti akan memberikan hatinya untuku. seseorang yang selalu pura-pura tidak tahu, saat aku coba untuk mengutarakan rasa padamu. Tapi sudah lah, aku ingin menjadi manusia yang merdeka. Manusia yang tidak pernah menangis karena alasan cinta. Biarkan cinta ini aku percayakan pada pemilik hati, Dia yang senantiasa selaku mencintai tanpa harus kita tahu.
Pernah berfikir untuk terus menunggumu, menunggu kau membalas perasaan yang aku miliki untukmu. Berhapa kau akan berubah fikiran dengan semua kesetaan dan pengorbananku padamu. Tapi aku faham, kalau rasa cinta itu tidak bisa aku paksakan padamu. Walau sejujurnya aku berhapa kau akan membalas cintaku suatu hari nanti.
Mungkin aku tidak mempunyai kesempurnaan fisik yang dimiliki wanita-wanita lain yang kau inginkan. Mungkin aku tidak memiliki wawasan yang luas dan cerdas seperti sosok wanita yang kau dambakan. Tapi aku punya sebuah hati, yang masih aku simpan dan ingin aku berikan padamu. Itu pun jika kau mau.
Saat rasa ini kau patahkan, semoga akan tumbuh kembali dengan rasa yang baru. Rasa yang tidak pernah berharap dengan cinta manusia, tidak akan pernah. Semoga ada tunas baru akan tumbuh dan bersemi menjadi bunga yang merekah indah. Dan kemudian bisa dipetik oleh seseorang, walau itu bukan kamu.
Terimakasih telah menjadi bagian dari kisah cinta dalam hidupku. Meski apa yang aku harapkan tidak pernah akan menjadi kenyataan. Terimakasih telah menjadi bagian dari mimpi-mimpi indahku. Walau hanya sebatas mimpi, tapi cukup membuatku bahagia.