Sahabat Ummi, hidayah adalah hak prerogatif Allah. Dia yang berkehendak memberikan hidayah atau mencabutnya dari seorang hamba, jadi kita selaku manusia tak memiliki hak untuk menghakimi manusia lainnya. Termasuk mengenai hijab.
Ada kalanya seseorang yang kita kenal lama sebagai seorang muslimah berhijab, memutuskan untuk tidak lagi mengenakan hijabnya, tentu dengan alasan yang ia sendiri miliki, lantas apa yang perlu kita lakukan?
Beberapa hal ini menjadi catatan penting untuk kita dalam menasehati, karena banyak orang yang alih-alih menasehati justru malah meneror orang lain dengan alasan dakwah, jangan sampai kita melakukannya:
1. Ingatlah bahwa yang dinamakan menasehati sebaiknya dilakukan 4 mata, tanpa diketahui siapapun!
Menasehati di depan umum bukanlah menasehati, melainkan mempermalukan yang bersangkutan.
"Aduuh Ukhti, kamu kok melepas hijabmu. Dosaaaa..." Disampaikan di sosial media yang dibaca oleh ribuan orang, sungguh tak patut dilakukan dengan dalih memberi nasehat. Lakukanlah melalui japri, pastikan tiada diketahui orang lain, cukup kita, orang yang bersangkutan dan disaksikan oleh Allah bahwa kita telah memberikan hak saudari kita untuk mendapat nasehat.
2. Pastikan memilih kata-kata yang lembut dan santun
Kita bukanlah pemaksa, melainkan da'i yang ditugaskan Allah untuk beramar ma'ruf nahi munkar. Pastikan kata-kata yang kita pilih dalam menasehati saudari kita merupakan kata-kata yang santun dan keluar dari dasar hati dalam rangka cinta, bukan benci.
3. Lihat segalanya lebih dekat!
Tak mungkin ada asap tanpa ada api, tak mungkin seseorang melepas hijab yang telah dikenakannya bertahun-tahun jika tanpa alasan. Jangan sekali-kali berprasangka buruk karena sebagian besar prasangka adalah dusta! Kita perlu melihat segalanya lebih dekat agar bisa mengetahui apa yang saudari kita butuhkan agar ia kembali mau mengenakan pakaian taqwa dengan kesadaran dirinya sendiri.
4. Jauhi hujatan dan makian!
Seorang muslim dan muslimah bukanlah orang yang suka mengumpat dengan kata hujatan dan makian, sungguh tak pantas dan tak layak kita mengaku muslim jika perkataan lisan dan perbuatan kita mengganggu muslim yang lain!
"Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keci dan berkata kotor." (Hadits ini diriwayatkan oleh Turmudzi dalam sunannya Dari al Qomah dari Abdullah radhiyallo-hu’anhuma dan di sahihkan oleh syekh al Bani).
5. Berdoa untuk mereka
Tugas kita tak hanya menasehati, tapi juga mendoakan saudara-saudari kita agar tidak lebih menjauh dari hidayah Allah. Maka jika kita sungguh-sungguh mencintai mereka, doakanlah mereka, sesungguhnya Allah adalah pembolak-balik hati! Semoga Allah berkenan kembali menunjukkan hidayahNya pada saudari yang kita cintai tersebut.
Sahabat Ummi, saat ini sungguh banyak muslimah yang mencopot kembali pakaian taqwanya dengan berbagai alasan, jangan sampai sikap buruk kita yang merasa lebih paham agama dan aturan Allah justru menjadikan saudari-saudari kita yang melepas hijab ini bertambah jauh dari hidayah Allah karena merasa terganggu dengan 'nasehat-nasehat' kita yang tak mengena dan justru dibumbui oleh kebencian. Na'udzubillah. Wallaahualam.
Foto ilustrasi: google
Sumber: ummi-online.com