Berkurangnya kualitas tampilan fisik adalah salah satu ujian yang harus dihadapi pasangan suami istri. Mungkin bagi seorang istri, perubahan fisik suaminya tidak akan terlalu menjadi masalah. Namun lain halnya bagi para suami. Kecantikan visual seorang istri sangatlah penting baginya. Pasalnya laki-laki menambatkan hatinya terlebih dahulu lewat pandangan ketimbang mengetahui kualitas kepribadian sang wanita.
Sayangnya suami tanpa sadar menuntut istrinya untuk tampil cantik semenarik mungkin, tanpa memberikan kemudahan pada istri untuk mencapainya. Misalnya saja kurangnya biaya yang dia nafkahkan untuk perawatan kecantikan sang istri. Bahkan bukan saja kurang, dana untuk perawatan kecantikan istri tersebut kadang-kadang tidak dialokasikan sama sekali.
Belum lagi berbagai amanah yang dia embankan pada istrinya dalam urusan dapur serta mengurus rumah dan anak-anak. Jika beban itu terlalu berat tanpa pernah suami memikirkan untuk membantu meringankan pekerjaan istri atau berusaha menghadirkan pembantu, maka beban itu akan membuat sang istri kelelahan dan tidak ada waktu serta tenaga lagi untuk mengurus kecantikannya.
Istri pun tampil alakadarnya di depan suami. Dia tidak memoles wajahnya sedikit pun karena bedak yang dimiliki dipikirnya begitu sayang jika harus cepat habis atau dipakai terus-terusan. Dan lagi, uangnya sayang jika dibelikan peralatan kecantikan. Bahkan ia mungkin akan dimarahi suami karena dianggap terlalu boros. Jadi lebih baik uang itu ia pakai untuk mencukupi kebutuhan perut keluarga.
Pakaian yang dipakainya pun tidak terlalu gonta-ganti. Ia hanya memakai pakaian yang itu-itu saja dengan potongan yang sama sekali tidak menampilkan sisi cantiknya. Model pakaiannya paling hanya berkutat pada kaos dan daster. Itu pun sudah pada pudar warnanya disana sini.
Melihat penampilan istrinya seperti itu, sang suami langsung memvonis bahwa istrinya tak cantik lagi disebabkan tak pandai merawat kecantikan. Kemudian ketika sang suami keluar rumah, dengan tanpa merasa berdosa, matanya pun bebas berselancar menikmati bunga-bunga mekar di luar sana. Sang suami berpikiran bahwa bukan salahnya mencari kesegaran mata dengan melihat wanita lain yang cantik-cantik di luaran. Toh ia tidak mendapat kepuasan dengan memandang istrinya yang tidak pandai merawat diri.
Pikiran ini sungguh salah besar. Sedikit banyaknya, dialah orang yang harus bertanggungjawab atas memudarnya kecantikan fisik sang istri. Maka bertanggungjawablah, berikan hak-hak istri dari segi nafkah untuk perawatan kecantikannya. Lalu ringankanlah pula pekerjaan rumah tangga yang selama ini begitu membebaninya. Disamping itu, janganlah membesar-besarkan masalah sepele hingga memarahi istri yang sudah setia mendampingi selama ini.
Masalah demi masalah dan pertengkaran demi pertengkaran dalam rumah tangga akan semakin membuat kecantikan istri memudar. Ia akan mengalami stres yang akhirnya berpengaruh pada kecantikan serta kekenyalan kulitnya. Seorang istri yang stres akan terlihat lebih tua dibandingkan dengan usia sesungguhnya.
Jika ikhtiar ini sudah dilakukan, jangan lupa tundukan pandangan apabila pergi keluar rumah. Konon ada seorang suami yang mengeluhkan istrinya yang sudah tidak cantik lagi pada seorang Syeikh. Padahal berdasarkan informasi lain, istri si suami itu adalah salah satu wanita tercantik di lingkungannya. Maka sang Syeikh pun berkata: “Wahai... jika semua wanita sudah kau nikahi sekali pun, maka binatang pun akan terlihat cantik bagimu”.
Begitulah sifatnya nafsu. Ia akan membutakan pandangan sehingga kita akan melihat bahwa rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput yang tumbuh di halaman rumah. Kita akan selalu melihat bahwa wanita lain lebih menarik daripada istri sendiri. Maka sekali lagi, tundukan pandangan jika keluar rumah untuk menjaga diri agar tidak tergoda wanita lain yang dirasa lebih cantik.
Demikian ikhtiar yang harus dilakukan seorang suami jika ingin istrinya tampil cantik.
Sayangnya suami tanpa sadar menuntut istrinya untuk tampil cantik semenarik mungkin, tanpa memberikan kemudahan pada istri untuk mencapainya. Misalnya saja kurangnya biaya yang dia nafkahkan untuk perawatan kecantikan sang istri. Bahkan bukan saja kurang, dana untuk perawatan kecantikan istri tersebut kadang-kadang tidak dialokasikan sama sekali.
Belum lagi berbagai amanah yang dia embankan pada istrinya dalam urusan dapur serta mengurus rumah dan anak-anak. Jika beban itu terlalu berat tanpa pernah suami memikirkan untuk membantu meringankan pekerjaan istri atau berusaha menghadirkan pembantu, maka beban itu akan membuat sang istri kelelahan dan tidak ada waktu serta tenaga lagi untuk mengurus kecantikannya.
Istri pun tampil alakadarnya di depan suami. Dia tidak memoles wajahnya sedikit pun karena bedak yang dimiliki dipikirnya begitu sayang jika harus cepat habis atau dipakai terus-terusan. Dan lagi, uangnya sayang jika dibelikan peralatan kecantikan. Bahkan ia mungkin akan dimarahi suami karena dianggap terlalu boros. Jadi lebih baik uang itu ia pakai untuk mencukupi kebutuhan perut keluarga.
Pakaian yang dipakainya pun tidak terlalu gonta-ganti. Ia hanya memakai pakaian yang itu-itu saja dengan potongan yang sama sekali tidak menampilkan sisi cantiknya. Model pakaiannya paling hanya berkutat pada kaos dan daster. Itu pun sudah pada pudar warnanya disana sini.
Melihat penampilan istrinya seperti itu, sang suami langsung memvonis bahwa istrinya tak cantik lagi disebabkan tak pandai merawat kecantikan. Kemudian ketika sang suami keluar rumah, dengan tanpa merasa berdosa, matanya pun bebas berselancar menikmati bunga-bunga mekar di luar sana. Sang suami berpikiran bahwa bukan salahnya mencari kesegaran mata dengan melihat wanita lain yang cantik-cantik di luaran. Toh ia tidak mendapat kepuasan dengan memandang istrinya yang tidak pandai merawat diri.
Pikiran ini sungguh salah besar. Sedikit banyaknya, dialah orang yang harus bertanggungjawab atas memudarnya kecantikan fisik sang istri. Maka bertanggungjawablah, berikan hak-hak istri dari segi nafkah untuk perawatan kecantikannya. Lalu ringankanlah pula pekerjaan rumah tangga yang selama ini begitu membebaninya. Disamping itu, janganlah membesar-besarkan masalah sepele hingga memarahi istri yang sudah setia mendampingi selama ini.
Masalah demi masalah dan pertengkaran demi pertengkaran dalam rumah tangga akan semakin membuat kecantikan istri memudar. Ia akan mengalami stres yang akhirnya berpengaruh pada kecantikan serta kekenyalan kulitnya. Seorang istri yang stres akan terlihat lebih tua dibandingkan dengan usia sesungguhnya.
Jika ikhtiar ini sudah dilakukan, jangan lupa tundukan pandangan apabila pergi keluar rumah. Konon ada seorang suami yang mengeluhkan istrinya yang sudah tidak cantik lagi pada seorang Syeikh. Padahal berdasarkan informasi lain, istri si suami itu adalah salah satu wanita tercantik di lingkungannya. Maka sang Syeikh pun berkata: “Wahai... jika semua wanita sudah kau nikahi sekali pun, maka binatang pun akan terlihat cantik bagimu”.
Begitulah sifatnya nafsu. Ia akan membutakan pandangan sehingga kita akan melihat bahwa rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput yang tumbuh di halaman rumah. Kita akan selalu melihat bahwa wanita lain lebih menarik daripada istri sendiri. Maka sekali lagi, tundukan pandangan jika keluar rumah untuk menjaga diri agar tidak tergoda wanita lain yang dirasa lebih cantik.
Demikian ikhtiar yang harus dilakukan seorang suami jika ingin istrinya tampil cantik.