Begitulah umat ini. Perumpamaan Umat Islam sebagaimana digambarkan Rasulullah Saw. bagaikan satu tubuh. Hadits Rasul yang diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir berbunyi:
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
.
Artinya: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim).Apa yang saat ini menimpa saudara-saudara muslim Rohingya berupa pembakaran, pembantaian, pembunuhan dan berbagai macam tindakan keji tak manusiawi lainnya adalah sungguh menyakitkan seluruh tubuh umat. Ya, sungguh, penderitaannya, adalah penderitaan kita.
Air matanya adalah air mata kita. Namun, penderitaaan itu tak akan berakhir hanya dengan rasa simpati yang kita berikan, air mata itu tak akan berhenti menetes hanya dengan kutukan dan kecaman yang terlontar dari mulut-mulut kita.
Sayangnya, apa daya saat ini hanya itu yang bisa diberikan. Selain doa yang terpanjat untuk keselamatan mereka tentunya. Sedih sekali, karena dunia seakan buta, tuli dan bisu terhadap penderitaan Muslim Rohingya. Dunia pun tidak berduka. Media seolah bungkam seribu bahasa.
Citra satelit dari desa Rohingya di negara bagian Barat Rakhine Myanmar menunjukkan ada 820 struktur bangunan yang diidentifikasi dihancurkan di lima lokasi yang berbeda pada 10-18 November, menurut sebuah laporan yang dirilis Senin kemarin (21/11/2016). Kehancuran telah terjadi sejak kelompok bersenjata melancarkan serangan fatal terhadap pos polisi di Rakhine utara pada 9 Oktober. (Islampos). Ironisnya, pembantaian ini terjadi di negara yang penasihat dan menteri luar negerinya yaitu Aung San Suu Kyi pernah meraih nobel Perdamaian pada tahun 1991.
Rohingya merupakan etnis Muslim yang menjadi minoritas dalam masyarakat Myanmar di mana pemeluk agama Buddha menjadi mayoritas. Suku Rohingya tidak dianggap sebagai salah satu dari 135 kelompok etnis berdasarkan UU Kewarganegaraan Myanmar tahun 1982 sehingga membuat mereka dianggap tidak memiliki kewarganegaraan. Hal tersebut berdampak pada tidak dipenuhinya hak-hak suku Rohingya sebagai warga sebuah negara, misalnya untuk belajar, bekerja, bepergian, menikah, menjalankan agama, dan mendapatkan akses layanan kesehatan .
Muslim Rohingya adalah saudara kita umat Islam. Memberikan simpati, mengecam, mengutuk, memberikan bantuan moril adalah menjadi sebuah keharusan, namun itu semua tidak bisa menghentikan dengan tegas dan tuntas penderitaaan mereka. Semua ini terjadi akibat tidak ada perisai dan pelindung umat, yakni pemimpin yang menjaga setiap warganya dari serangan musuh dan marabahaya. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw bersabda:
« إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ » رواه مسلم
“Sesungguhnyalah seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya.” HR.Muslim.Seorang imam adalah perisai maksudnya seperti sesuatu yang digunakan untuk berlindung, dikatakan demikian karena seorang imam berfungsi mencegah (serangan) musuh yang mengganggu kaum muslimin. Dan menghalangi kedholiman sebagian orang kepada yang lainnya, menjaga kemuliyaan islam dan masyarakat berlindung kepadanya serta takut akan kekuasaannya. Dan adapun makna (rakyat akan berperang di belakangnya) maksudnya rakyat akan berperang bersama imam untuk memerangi kafir harby, memerangi ahli bughot (aggressor), para khowarij, dan pada semua kaum yang membuat kerusakan dan kedholiman secara umum. (syarah imam an-nawawy).
Mewujudkan pemimpin yang melindungi dan menjadi perisai umat adalah menjadi agenda umat yang mendesak. Pemimpin tersebut adalah khalifah yang menegakkan keadilan berdasarkan hukum Allah yang bersumberkan Al quran dan As Sunnah. Aturannya tak hanya adil dan manusiawi bagi muslim tapi juga non muslim. Ketika ia telah terwujud maka bukan hanya penderitaan Rohingya yang berakhir, tapi penderitaan umat di belahan dunia lainnya pun akan menemukan ujungnya.